Ada pepatah Jawa mengatakan “Jer
Basuki Mawa Bea,” yang artinya adalah keberhasilan memerlukan biaya, atau dalam
arti lebih luasnya adalah bahwa untuk mencapai sesuatu yang baik memerlukan
pengorbanan, tidak hanya dari aspek finansial saja, tetapi mencakup biaya atau
pengorbanan waktu, tenaga, dan sebagainya.
Kegiatan komunikasi dalam
pemasaran merupakan nilai pengorbanan yang dikonversi sebagai biaya perusahaan
yang tidak kecil. Biaya yanag dikeluarkan tentunya tergantung seberapa besar
cakupan pasar yang ingin dicapai. Keefektifan komunikasi tidak bertujuan untuk
membatasi biaya, tetapi untuk melakukan perencanaan yang berkualitas dengan
hasil yang lebih besar dari pengeluaran biaya pada kegiatan komunikasi
sebelumnya. Banyak fakta menunjukkan bahwa semakin besar biaya promosi yang
dikeluarkan semakin besar pula peluang terjadinya peningkatan penjualan. Namun
di sisi lain, biaya komunikasi yang sangat tinggi tidak menjamin kesuksesan
produk di pasar.
Biaya Komunikasi dan Biaya
Oportunitas (Opportunity Cost)
Dalam sebuah perusahaan terdapat
lebih dari satu pemanfaatan sumber daya, yaitu uang, SDM, kemampuan manajerial
dan waktu. Sumber daya-sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan untuk beberapa
kegiatan. Misalnya sumber daya berupa uang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
promosi dan kegiatan-kegiatan lainnya. Jadi konsep biaya oportunitas adalah
pemanfaatan secara optimal, efektif dan efisien dari seluruh sumber daya
perusahaan. Konsep ini terkait dengan moto ”time is money.”
Banyak fakta yang mengungkapkan
bahwa pemangkasan biaya promosi berpengaruh signifikan terhadap penurunan citra
merek di benak konsumen. Namun biaya komunikasi tidak terkait dengan hal
tersebut, karena biaya komunikasi lebih menekankan pada bagaimana strategi yang
disusun dapat lebih efektif dan efisien. Sebagai contoh, jika sebelumnya
anggaran 100 juta rupiah dapat menjangkau promosi untuk tiga kota, maka setelah
dilakukan efisiensi biaya komunikasi, dengan jumlah anggaran yang sama
diharapkan bisa menjangkau lima kota. Tentunya pengertian efisiensi tidak sama
dengan penghematan atau pun pemangkasan biaya. Peningkatan efisiensi sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kemampuan manajerial, kerja sama dalam
tim, pemilihan media yang lebih tepat dan cakupan wilayah pemasaran.
Sebagaimana telah diungkapkan di
bagian sebelumnya, bahwa tingginya biaya komunikasi tidak menjamin keberhasilan
produk di pasar. Artinya kesadaran merek pada masyarakat belum tentu diikuti
perubahan perilaku dalam pembeliannya. Bisa saja orang telah mengenal secara
baik sebuah merek baru, namun ternyata konsumen tersebut tidak mencoba merek
tersebut, sehingga bagi perusahaan, branding saja belum cukup. Branding harus
pula dibarengi dengan strategi promosi lainnya.
Kesimpulannya adalah
besar-kecilnya biaya yang dikeluarkan terkadang tidak berhubungan erat dengan
naik-turunnya penjualan, tetapi kegiatan komunikasi yang lebih efisien dan
efektif dapat mempengaruhi peningkatan penjualan, dan hal inilah yang dimaksud
sebagai pengertian dari konsep Biaya Komunikasi Pemasaran (Kennedy dan
Soemanagara, 2006).
Konsep biaya komunikasi
menunjukkan bahwa keberhasilan promosi tidak selalu ditentukan oleh
besar-kecilnya biaya, tetapi ditentukan oleh keefektifan dan efisiensi
perencanaan biaya promosi sebagai upaya dari pengoptimalan biaya komunikasi.
Konsep ini dapat menjawab pertanyaan mengapa kita menganggarkan biaya yang
besar, atau mengapa kita menganggarkan biaya komunikasi pemasaran yang le bih
kecil dari tahun sebelumnya. Konsep ini tidak semata bertujuan untuk melakukan posisioning
produk di pasar, tetapi untuk memaksimalkan kegiatan komunikasi pemasaran guna
mencapai tingkat keefektifan dan efisiensi yang lebih baik.
Jenis-jenis Anggaran
Anggaran Personal
Penentuan anggaran personal
meliputi gaji yang diperhitungkan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan
struktur yang dimiliki oleh departemen komunikasi pemasaran. Struktur ini akan
berbeda-beda untuk tiap perusahaan, tergantung pada berapa besar kebutuhan
terhadap kegiatan yang harus dikendalikan. Semakin besar sebuah perusahaan dan
cakupan bisnisnya maka divisi yang ada akan membentuk unit kerja –unit kerja
yang memiliki otoritas khusus. Misalnya, Unilever, yang dalam hal ini tiap
produk ditangani oleh satu unit kegiatan promosi, atau perusahaan rokok Djarum
yang memiliki beberapa manajer merek yang bertanggung jawab terhadap produk
rokok tertentu di tingkat pusat.
Anggaran Kegiatan
Berbagai jenis kegiatan yang
dibiayai adalah seluruh kegiatan komunikasi pemasaran yang meliputi pameran,
riset komunikasi pemasaran, penjualan personal, dan penjualan langsung. Untuk
riset komunikasi pemasaran, perusahaan dapat melakukan sendiri atau menggunakan
lembaga lain seperti ACNielsen, Riset Marketing Indonesia, dan lain-lain. Namun
penggunaan lembaga riset ini tentunya memerlukan biaya yang sangat besar
dibandingkan jika perusahaan melakukannya sendiri.
Manfaat dari penganggaran adalah
untuk memperoleh informasi terkini mengenai media rating, sikap khalayak
terhadap iklan, dan untuk mengetahui pergerakan strategi promosi perusahaan pesaing.
Tingginya persaingan bisnis menuntut adanya intelejen kompetitif. Perusahaan
yang ingin mengkampanyekan sebuah produk baru membutuhkan even promosi, bahkan
beberapa perusahaan harus terjun ke lapangan untuk menjelaskan kelebihan
produknya pada khayalayak.
Anggaran Media
Biaya untuk media ini termasuk
sangat besar. Untuk memprosuksi iklan televisi, perusahaan dapat menghabiskan
ratusan juta rupiah yang mencakup biaya produksi, rancangan iklan dan tokoh
iklan. Selain untuk produksi iklan di media elektronik dan media cetak, biaya
promosi juga ditetapkan untuk memproduksi media lainnya seperti iklan luar
ruang, folder, poster dan marketing kit. Penyusunan anggaran media promosi ini
meliputi biaya produksi iklan dan distribusi iklan. Biaya distribusi iklan
meliputi biaya penyewaan di media televisi, radio, surat kabar, majalah dan
iklan luar ruang serta direct mail.
Anggaran Pengendalian Mutu
Perusahaan iklan tidak dipercaya
begitu saja. Seprofesional apa pun mereka, mutu pesan dan visual harus tetap
dijaga, seperti halnya proses pendistribusian media. Sekecil apa pun kesalahan
mitra kerja dalam pendistribusian media akan berdampak besar terhadap
kesuksesan kegiatan promosi. Untuk itu perlu pula dipertimbangkan mengenai
anggaran untuk kegiatan pengendalian mutu.