Industri pembayaran secara berkesinambungan menciptakan
inovasi-inovasi terbaru guna memerangi para pelaku penyalahgunaan kartu
pembayaran. Meskipun demikian, para pemegang kartu tetap harus waspada untuk
menghindari penipuan dan penyalahgunaan kartu.
Untuk
menjaga agar informasi detail kartu dari pemiliknya tetap aman dan terlindungi,
berikut ini beberapa info dari MasterCard mengenai berbagai jenis
penyalahgunaan kartu yang paling sering terjadi berkaitan dengan transaksi
kartu debit dan kredit:
1.
Pencurian atau kehilangan kartu (Lost or stolen cards), harus
segera dilaporkan untuk meminimalisasi kerugian yang dialami.
2.
"Pengambilalihan akun (account takeover)" adalah ketika seorang pemegang kartu tanpa
sadar memberikan data dan informasi pribadi (seperti alamat rumah, nama gadis
ibu kandung, dll) kepada seorang penipu dan pelaku penyalahgunaan kartu,
data-data tersebut kemudian digunakan untuk menghubungi bank dari pemegang
kartu, melaporkan bahwa dirinya telah kehilangan kartu dan mengubah alamat,
kemudian penipu tersebut memperoleh kartu baru atas nama korban.
3.
Kartu tiruan (counterfeit cards) terjadi ketika sebuah kartu
"dikloning/diduplikasi" dari kartu yang lain dan kemudian digunakan
untuk melakukan pembelian. Di Asia Pasifik, 10% hingga 15% kejahatan dan
penipuan dihasilkan dari penyalahgunaan kartu seperti skimming kartu. Namun, jumlah
tersebut kini telah
turun secara signifikan dikarenakan adanya
peningkatan fitur keamanan yang diberikan di dalam kartu pembayaran, seperti
chip EMV.
4.
Sebuah
fenomena yang disebut "tidak pernah menerima (never received)" adalah
ketika sebuah kartu pembayaran baru atau kartu pengganti dicuri dari surat yang
dikirimkan oleh bank penerbit kartu, dan tidak pernah diterima oleh pemiliknya
yang sah.
5.
Saat penipu atau pelaku
penyalahgunaan kartu menggunakan nama dan informasi orang lain untuk mengajukan
permohonan dan memperoleh sebuah kartu pembayaran baru, hal tersebut dinamakan
dengan penipuan dalam pengajuan kartu (fraudulent application).
6.
Cetakan berkali-kali (multiple imprints) terjadi ketika sebuah transaksi
tunggal tercatat sebagai transaksi yang dilakukan berkali-kali dengan mesin
pencetakkan transaksi kartu pembayaran yang dilakukan secara manual (old-fashioned)
yang dikenal dengan istilah “knuckle busters”.
7.
Kejahatan melalui pemesanan surat, telepon
maupun e-commerce (Mail order, telephone order or e-commerce fraud), merupakan kategori
terbesar dalam
penyalahgunaan kartu pembayaran di Asia-Pasifik, yakni hampir tiga-perempat
dari keseluruhan kasus penyalahgunaan kartu. Penyimpangan dalam e-commerce biasanya terjadi pada
konsumen, penipuan dalam investasi atau bisnis yang dilakukan melalui bisnis
jasa atau produk, sistem bisnis dengan skema piramida (pyramid selling), dan
pencurian data pembayaran oleh situs web yang tidak terpercaya.
Mengetahui berbagai jenis penyalahgunaan
tersebut serta melindungi seluruh informasi pribadi akan mengurangi
kesempatan penyalahgunaan kartu pembayaran. Oleh karena itu, sebaiknya para
pemegang kartu selalu berhati-hati dan waspada serta selangkah lebih maju dalam memahami penyalahgunaan kartu
pembayaran.