Konon, dahulu kala wilayah ujung
timur Pulau Jawa ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama Prabu Sulahkromo.
Ia tergila-gila pada Sri Tanjung, istri patihnya sendiri, yang bernama Patih
Sidopekso. Karena Sri Tanjung tetap menolak cintanya, ia memfitnah Sri Tanjung
dan mengatakan pada Sidopekso kalau dirinya telah berbuat serong. Sidopekso
murka lalu membunuh istrinya sendiri, lalu membuang mayatnya ke sungai. Tak
lama kemudian, dari sungai keluar wangi harum. Banyu=air, wangi=harum. Sejak
saat itulah daerah itu disebut sebagai Banyuwangi.