umlah
jenis lensa yang harus dimiliki seorang fotografer bisa tak terbatas. Jadi
belilah sebatas kebutuhan. Belilah lensa yang termahal yang mampu Anda beli.
Lensa bisa untuk investasi sebab harganya stabil. Sedangkan harga body kamera
cenderung turun terus. Memilih lensa itu ada patokannya, tapi melanggar patokan
kadang menghasilkan foto yang justru lebih baik.
|
Lensa Fix |
Ada
foto yang butuh mutu lensa fix, ada foto yang butuh kecepatan reaksi lensa
zoom. Antara lensa zoom dan fix memang lebih bagus dan lebih tajam yang fix.
Tapi kalau memakainya handheld outdoor, mata normal tak bisa membedakan. Secara
umum lensa zoom lebih praktis dengan hasil memuaskan. Tanyakan pada diri
sendiri, mending mana dapat foto kelas 100 tapi cuma 3 buah dibandingkan dapat
100 foto tapi cuma kelas 90? Kalau Anda masih bingung membeli lensa fix atau
zoom jawabannya: Belilah yang Zoom!. Lensa fix hanya untuk orang yang memang
tahu dia butuh lensa fix.
|
Lensa Zoom |
Contoh
lain untuk lensa fisheye yang lebih murah itu yang tidak melengkung karena
sebenarnya lengkungannya itu adalah kecacatannya. Tapi itu juga pilihan!
Pedoman gampang beli lensa: masuklah ke komunitas foto, lalu lihat-lihat yang
dipakai temanmu. Jangan takut salah dalam membeli lensa. Selama Anda beli merek
terkenal, dan banyak juga yang memiliki jenis itu, aman-aman saja.
Perlukah
memakai lensa yang memakai stabilizer? Kalau ada uang lebih, bagus juga. Lensa
itu lebih mahal. Harga lensa bekas tidak pernah bisa diprediksi karena
mengandung trend dan minat. Yang pasti, harga bekas lensa stabil.
Perhatikan
juga sensor crop-factor, membuat panjang fokal sebuah lensa seakan memanjang
karena luas cakupannya berkurang (seakan tele). Kalau disebutkan crop-factor
1,3x itu artinya lensa 30mm di Full
Frame seakan jadi 1,3×30 atau 40 mm di kamera itu. Kalau di Micro Four Third
yang memiliki crop-factor 2x, maka lensa 30mm di Full Frame menjadi 60mm.